Sekolah Adiwiyata adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan keberlanjutan di kalangan siswa dan tenaga pendidik di Indonesia. Program ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai bagian dari upaya untuk melibatkan sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.
Konsep Sekolah Adiwiyata didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yang mencakup aspek-aspek seperti pengelolaan sampah, konservasi energi, dan penghijauan lingkungan. Melalui program ini, sekolah diajak untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, dan mengelola sampah secara bijaksana.
Implementasi program Sekolah Adiwiyata dilakukan melalui berbagai langkah, mulai dari pembentukan tim pengelola lingkungan di sekolah, pengembangan kebijakan lingkungan di sekolah, hingga pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, sekolah juga dinilai dan diakreditasi berdasarkan indikator-indikator kinerja lingkungan yang telah ditetapkan.
Saat ini, program Sekolah Adiwiyata telah diimplementasikan di berbagai sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat SD hingga SMA. Banyak sekolah yang telah berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata, sebagai bentuk pengakuan atas upaya mereka dalam melestarikan lingkungan.
Dengan adanya program Sekolah Adiwiyata, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan yang diberikan di sekolah, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab terhadap bumi ini.
Referensi:
1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2019). Pedoman Umum Program Sekolah Adiwiyata. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Saputra, A. (2018). Implementasi Program Sekolah Adiwiyata dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 10(2), 87-98.
